Pertanian Lahan Basah/Sawah Beririgasi Di Nagari Sungai

PERTANIAN LAHAN BASAH/SAWAH BERIRIGASI DI NAGARI SUNGAI

SARIAK LUMPO, KECAMATAN IV JURAI, KABUPATEN PESISIR SELATAN, PROVINSI SUMATERA BARAT

  1. Analisis Konteks Aksi-Aksi Dan Kebijakan Ketahanan Iklim Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

Kabupaten Pesisir Selatan, terletak di ujung paling selatan Provinsi Sumatera Barat, berperan sebagai persimpangan strategis menuju Provinsi Bengkulu dan Provinsi Jambi karena dilintasi oleh jalur lintas barat Sumatera.  Kabupaten Peisisr Selatan memiliki luas sekitar 6.049,34 km² atau setara dengan 14,22% dari seluruh luas Provinsi Sumatera Barat. Dengan luas wilayah yang sedemikian, Kabupaten Pesisir Selatan merupakan kabupaten terbesar di seluruh Provinsi Sumatera Barat. Selain itu, garis pantainya yang membentang hingga mencapai 220 kilometer, terpanjang di antara wilayah kabupaten tersebut, membentang dari perbatasan dengan Kota Padang di utara hingga perbatasan dengan Provinsi Bengkulu di selatan.[1]

Kabupaten Pesisir Selatan adalah salah satu daerah di Sumatera Barat yang terletak di wilayah pesisir barat Sumatra, sehingga terpapar langsung terhadap potensi dampak perubahan iklim. Mengingat garis pantainya yang begitu panjang dan strategis, maka kerentanan terhadap perubahan iklim menjadi fokus penting di daerah ini. Maka, sejogjanya Bappenas memasukkan  Kabupaten Pesisir Selatan[2] dalam Buku 1 tentang Daftar Lokasi & Aksi Ketahanan Iklim dengan kategori Super Prioritas (Zona Merah) di sektor pertanian.[3] Meningkatnya frekuensi kejadian bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, kenaikan permukaan air laut, puting beliung, kebakaran hutan, dan kekeringan, yang salah satunya disebabkan oleh ketidaknormalan curah hujan atau cuaca ekstrem, menjadi tanda nyata terjadinya perubahan iklim.

Menurut data yang diperoleh dari Indeks Risiko Bencana tahun 2020, hampir satu juta penduduk Kabupaten Pesisir Selatan tinggal di daerah yang memiliki risiko tinggi terhadap banjir di bagian tengah, utara, dan selatan Kabupaten. Sementara itu, lebih dari 60 ribu penduduk tinggal di daerah rawan banjir bandang di wilayah selatan yang berada di dataran tinggi. Saat musim kemarau tiba, kawasan di bagian utara menghadapi masalah kekeringan. Ini menegaskan bahwa ancaman yang berhubungan dengan cuaca dan iklim mendominasi berbagai kejadian bencana yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.

Kabupaten Pesisir Selatan diidentifikasi sebagai salah satu wilayah dengan risiko bencana yang tinggi menurut data dari BNPB tahun 2020. Dari total 15 kecamatan yang ada di kabupaten ini, 12 di antaranya dinyatakan sebagai daerah yang memiliki potensi risiko bencana yang signifikan.

Selengkapnya baca disini…

Share the Post:

SEE OTHER

Related posts

image

Analisis Konteks Aksi-Aksi Dan Kebijakan Ketahanan Iklim Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

Kabupaten Pesisir Selatan, terletak di ujung paling selatan Provinsi Sumatera Barat, berperan sebagai persimpangan strategis menuju Provinsi Bengkulu dan Provinsi…
image

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Peternakan Sapi di Kecamatan Pringgasela Lombok Timur NTB

Perubahan iklim merupakan ancaman bagi peternakan karena berdampak pada kualitas tanaman pakan, hijauan, ketersediaan air, penyakit ternak, serangan hama, harga…
image

Pertanian Lahan Basah/Sawah Beririgasi Di Nagari Sungai Sariak Lumpo, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi padi adalah tingginya alih fungsi lahan di Kabupaten Pesisir Selatan. Untuk mengatasi keterbatasan…
Skip to content