Risiko Dampak Perubahan Iklim di Desa Tanah Putih dan Oelatimo Kabupaten Kupang NTT

Perubahan iklim menjadi fenomena yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama, dua desa yang akan menjadi lokasi penelitian saat ini adalah Desa Tanah Putih dan Desa Oelatimo. Bagaimana gambaran dari dampak perubahan iklim yang dirasakan oleh Masyarakat desa selama 10 tahun terakhir, dampaknya bagi keluarga, masyarakat khususnya bagi petani, dan juga peternak kerbau.

Keadaan iklim yang semakin hari semakin tidak menentu di alami oleh warga hal ini terungkap dari tahun 2015 hingga saat ini apa yang di alami oleh warga baik secara pribadi maupun secara umum yang di alami oleh petani peternak yang sangat berdampak bagi kelangsungan hidup mereka, dan upaya yang dilakukan warga untuk dapat meminimalisir situasi yang di alami baik secara langsung pada manusia, buatan maupun sumberdaya alam dan ekonomi.

 Hal ini di temukan bahwa terjadinya perubahan iklim membuat warga tidak dapat memprediksi waktu untuk menanam kendala lain yang dialami oleh warga kurangnya pengetahuan terhadap perubahan iklim yang terjadi sehingga menimbulkan kerugian bahkan adanya korban jiwa pada manusia. Kelompok yang terkena dampak yakni perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan lainnya seperti lansia.

  • Skala Kemungkinan
SkalaKejadian BerulangKejadian TunggalDampak kepada siapa (laki-laki, perempuan, anak-anak)
 HamaKekeringanVirus babiVirus kerbauBanjirPenyakit pada manusiaGagal panen/gagal tanamKurang ketersediaan pupuk Menurunnya pendapatan (ekonomi)Harga ditentukan pembeliKendala pemasaranUrusan keluargaTebas bakarCovidSeroja LongsorBendungan jebolJebol kolam/tambakKekurangan air pada ternakManusia: Perempuan,anak-anak, dan disabilitas dan lansia

Berbagai kejadian yang di alami oleh warga baik kejadian tunggal maupun kejadian berulang yang di alami oleh masyarakat saat ini dan yang yang paling berdampak pada situasi ini adalah perempuan, anak, disabilitas dan lansia. Yang berdampak pada kondis ekonomi yang tidak menentu yang menyebabkan warga mencari alternative lain untuk menunjang pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

  • Skala Konsekuensi
SkalaKeterangan
Luar Biasa (Katastropik) [3]HamaKekeringanVirus babiPenyakit pada manusiaKurang ketersediaan pupuk Menurunnya pendapatan (ekonomi)Kendala pemasaran
Menengah [2]Virus kerbauUrusan keluarga Harga ditentukan pembeliCovidSeroja LongsorBendungan jebolJebol kolam/tambakBanjir
Tidak Nyata (Insignificant) [1]Tebas bakarKekurangan air pada ternakGagal panen/gagal tanam

Tabel rangking paling sering:

noDaftar jenis ancaman/ resiko/ masalahHampir pasti (Nilai 3)Mungkin (Nilai 2)Jarang (Nilai 1)Skor
1Hama3   
2Kekeringan 2  
3Virus ternak 2  
4Penyakit manusia3   
5Gagal tanam  1 
6Gagal panen  1 
7Kurang ketersediaan pupuk3   
8Menurunnya pendapatan3   
9Kendala pemasaran 2  
10Kekurangan air pada ternak  1 
11Urusan keluarga3   
12Harga ditentukan pembeli 2  
13Bendungan jebol  1 
14Covid 2  
15Longsor 2  

Ditemukan 15 jenis ancaman yang di alami oleh warga baik hampir terjadi, mungkin terjadi dan jarang terjadi, hampir terjadi di maksud karena warga mengalami secara terus menerus dan menjadi ancaman bagi warga desa, baik pada manusia, ternak dan juga tanaman sebagai sumber penghidupannya. Tabel ranking Paling berdampak (voting)

Daftar jenis ancaman/resiko/masalahSangat bahayabahayaAgak bahayaKurang BahayaTidak BahayaRangking
Hama *   2
Kekeringan   * 9
Virus ternak *   5
Penyakit manusia *   3
Gagal tanam *   4
Gagal panen*    1
Kurang ketersediaan pupuk  *  8
Menurunnya pendapatan  *  6
Kendala pemasaran   * 10
Kekurangan air pada ternak   * 11
Urusan keluarga  *  7
Harga ditentukan pembeli   * 12

Dari hasil ini di temukan bahwa yang paling berdampak antara lain gagal panen, hama, penyakit pada manusia, gagal tanam, virus pada ternak yakni ternak besar dan ternak kecil yang merupakan sumber pendapatannya, menurunnya pendapatan, urusan keluarga, kurangnya ketersediaanya pupuk yang menyebabkan tanaman kurang subur dan mempengaruhi hasil yang di peroleh, kekeringan terutama pada lahan sawah warga, pemasaran hasil, kekurangan air pada ternak dan harga di tentukan oleh pembeli.

Tabel Resiko Frekuensi dan Dampak

RankingResiko FrekwensiResiko DampakSkoring
Gagal panenSering terjadi setiap tahunBerdampak pada pendapatan, kesehatan, pendidikan6
HamaTerjadi setiap tahunBerdampak pada pendapatan, pendidikan5
Penyakit manusiaTerjadi setiap tahun pada musim tertentu secara khusus pada anakBerdampak pada pendapatan, kesehatan, pendidikan3
Gagal tanamTerjadi setiap tahun pada musim tertentu secara khusus pada tanaman padiBerdampak pada pendapatan, gagal tanam pada tanaman padi4
Virus ternakTerjadi setiap tahun pada musim pancarobaBerdampak pada pendapatan2
Menurunnya pendapatanTerjadi setiap tahunBerdampak pada perempuan dan anak3
Urusan keluargaTerjadi setiap tahunHubungan keluarga yang kurang harmonis2
Kurang ketersediaan pupukSetiap tahunTanaman tidak subur2
KekeringanTerjadi setiap tahunTernak, tanaman, air minum bagi manusia4
Share the Post:

SEE OTHER

Related posts

image

Analisis Konteks Aksi-Aksi Dan Kebijakan Ketahanan Iklim Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

Kabupaten Pesisir Selatan, terletak di ujung paling selatan Provinsi Sumatera Barat, berperan sebagai persimpangan strategis menuju Provinsi Bengkulu dan Provinsi…
image

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Peternakan Sapi di Kecamatan Pringgasela Lombok Timur NTB

Perubahan iklim merupakan ancaman bagi peternakan karena berdampak pada kualitas tanaman pakan, hijauan, ketersediaan air, penyakit ternak, serangan hama, harga…
image

Pertanian Lahan Basah/Sawah Beririgasi Di Nagari Sungai Sariak Lumpo, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi padi adalah tingginya alih fungsi lahan di Kabupaten Pesisir Selatan. Untuk mengatasi keterbatasan…
Skip to content