Kurangnya pemahaman Masyarakat tentang dampak dari perubahan iklim yang dapat berdampak pada peternakan kerbau dan tidak semua lembaga atau organisasi yang ada di tingkat desa berperan terhadap perkembangan ternak oleh karena tugas dan tanggungjawab masing-masing sehingga ada beberapa lembaga yang memiliki peran seperti pemerintah desa, BPD, BUMDes, Lembaga Adat, Kelompok tani / peternak dan juga dinas peternakan / PLL untuk memastikan perkembangan, vaksinasi dan tempat pengembalaan serta kebijakan yang mengatur terkait dengan pengembangan dan ketertiban dalam lingkungan desa.
Pengetahuan dan kesadaran dari pemilik ternak untuk mengidentifikasi penyakit yang dialami oleh ternak juga masing kurang sehingga menyebabkan banyak ternak yang mati karena di serang oleh penyakit berupa penyakit lender kuning pada mulut dan hidung, dan pembengkakan pada kepala, kondisi ini tidak cepat di antisipasi oleh peternak sehingga terjadinya kematian pada ternak kerbau.
Kalender Musim: alat pengumpulan data yang terkait dengan waktu, yang digunakan untuk memfasilitasi masyarakat untuk dapat mengidentifikasi musim-musim dan kegiatan-kegiatan dimasyarakat/kelompok dalam berbagai aspek, mengidentifikasi hubungan antara musim dengan kegiatan masyarakat/kelompok.
Musim/Bencana | Jan | Feb | Mar | April | Mei | Juni | Juli | Agust | Sep | Okt | Nov | Des |
Musim Tanam | ||||||||||||
> Padi | ** | *** | * | * | ||||||||
> Holtikultura | * | ** | *** | |||||||||
Musim Panen | ||||||||||||
> Padi | * | *** | ** | |||||||||
> Holtikultura | ** | *** | ||||||||||
Musim Hujan | ** | *** | ** | * | * | ** | ||||||
Musim Kemarau | * | ** | ** | ** | *** | *** | ** | |||||
Persiapan Lahan | ||||||||||||
Kebun | ** | *** | ** | |||||||||
Sawah | *** | ** | ||||||||||
Musim Pancaroba | *** | ** | * | |||||||||
Musim Dingin | * | *** | ** | |||||||||
Musim Lapar | * | * | ||||||||||
Hama | ||||||||||||
> Padi | *** | |||||||||||
> Holtikultura | ** | *** | ||||||||||
> Ayam | ** | ** | ** | |||||||||
> Ternak Babi | ** | *** | ** | |||||||||
> Ternak Kerbau | ** | ** | ** | *** | * | |||||||
> Ternak Sapi | *** | *** | *** | ** | ||||||||
Urusan Adat | * | * | ** | ** | *** | ** | ||||||
Penyakit Pada Manusia | *** | ** | ** | ** |
Ditemukan bahwa penyakit pada ternak kerbau berkisar pada bulan januari hingga bulan mei dan pada bulan januari – maret penyakit yang di alami ternak kerbau kategori sedang, pada bulan april paling rentan mengalami penyakit dan pada bulan mei penyakit berkurang, adapun penyakit yang dialami ternak kerbau antara lain sakit lendir dari mulut dan hidung, bengkak di kepalayang meyebabkan ternak kerbau mati bila tidak di tangani dengan baik dan di berikan vaksin. Upaya yang dilakukan warga adalah melaporkan kondisi ternak kerbau pada petugas PPL peternakan dan dokter kesehatan hewan di kabupaten kupang.
- Pakan Kerbau di Kabupaten Kupang NTT
Salah satu masalah yang dihadapi oleh peternak kerbau adalah lahan pengembalaan yang semakin berkurang, ketersediaan pakan masih tergantung dengan pakan yang tumbuh liar dan belum ada upaya dari pemilik ternak untuk menyediakan dan menanam pakan.
Pada musim hujan pakan berlimpah namun pada musim kemarau pakan berkurang sehingga peternak kerbau memelihara dengan cara melepas di daerah persawahan juga dengan memanfaatkan jerami sebagai pakan ternak kerbau.
Jenis-jenis pakan Kerbau yang diberikan oleh peternak kerbau di Kabupaten Kupang NTT adalah:
- Musim kemarau: Sekam, jerami dan rumput di sawah
- Musim Hujan: mengandalkan produksi rumput di gunung
Sedangkan untuk kebutuhan minuman ternak adalah mengandalkan ketersediaan air bedungan, sungai dan sumur bor. Lahan pengembalaan kerbau pada saat musim kemarau dilahan persawahan dan pada saat musim hujan di hutan dekat kampung.
- Partisipasi Perempuan Terhadap Peternakan Kerbau Di Kabupaten Kupang NTT
Di kabupaten Kupang Perempuan memiliki peran penting dalam peternakan kerbau saat Laki-laki menggembalakan ternak maka perempuan yang mengumpulkan pakan. Pada saat melakukan penjualan ternak laki-laki dan Perempuan akan berdiskusi untuk menentukan harga tergantung ukuran ternak dan di tentukan juga pada urusan mendesak (keluarga & adat).
Sedangkan pada saat memberikan minum ternak peran laki-laki mengusir kerbau ke lokasi air dan peran perempuan mengambil atau menimba air untuk ternak yang diikat/dikandangkan. Dalam pembuatan kandang ternak Perempuan juga membantu laki-laki dalam mencari kayu sebagai bahan pembuatan kandang.
Disaat kerbau terkena penyakit dan pengobatan dilakukan secara tradisional maka laki-laki akan mencari obat di hutan dan Perempuan berperan dalam meracik (menumbuk) obat tersebut. Pemeliharaan kerbau dilakukan dengan dikandangkan dan di lepas bebas, saat laki-laki menggembala Perempuan yang menjaga.
Kepemilikan ternak kerbau berupa individu dan marga sehingga dalam melakukan pemeliharaan bagi yang memiliki ternak secara pribadi di pelihara sendiri sedangkan ternak yang merupakan milik marga pemeliharaannya dengan cara bergantian. Demikian juga dengan hasil penjualan bagi peternak pribadi hasilnya menjadi milik keluarga itu sendiri sedangkan hasil ternak yang merupakan milik marga di jual dan hasilnya di bagi bersama. Yang paling dominan menjual ternak kerbau adalah pihak laki-laki atas persetujuan dari keluarga atau istri.
Ternak kerbau pada zaman dulu merupakan ikon di kabupaten Kupang. Hal ini tergambar dari jumlah ternak pada tahun 90an berkisar 200-250 ekor, pada tahun 2000an 90-120 ekor, pada tahun 2010an 60-80 ekor dan pada tahun 2020an 58 ekor. Namun dalam perjalanannya waktu dari tahun ke tahun perkembangan ternak kerbau semakin menurun, hal ini disebabkan oleh:
- Lahan yang semakin sempit yang menyebabkan banyak warga yang menjual ternak kerbaunya.
- Adanya kejenuhan dari peternak oleh karena produksi pada ternak kerbau yang sangat lambat, hal ini terjadi karena cara berternaknya masih tradisional (gembala).
- Kurangnya peminat pembeli terhadap ternak kerbau sehingga semangat untuk mengembangkan ternak kerbau rendah.
- Terjadinya wabah penyakit yang merajalela pada ternak kerbau pada tahun 90an yang menyebabkan populasi ternak semakin berkurang.
- Kurangnya perhatian pemerintah terhadap ternak kerbau di kabupaten Kupang.
- Pada tahun 2016-2017 terjadinya kekeringan yang menyebabkan sumber air yang kurang dan terjadinya wabah penyakit pada ternak kerbau.
- Kurangnya kemauan generasi muda untuk menggembalakan kerbau.
- Salah satu penyebab warga tidak memelihara kerbau karena sudah menggunakan alat modern (dulu membajak sawah dengan menggunakan kerbau, tetapi sekarang menggunakan traktor).
- Tingkat perkembangan ternak kerbau lebih lambat daripada ternak lainnya seperti sapi, kuda, babi, dan kambing. Walaupun harga ternak kerbau lebih mahal daripada ternak lainnya, dan ternak lainnya lebih mudah dipelihara dari pada ternak kerbau.
- Kerbau tidak menjadi bagian dari prioritas kebijakan pemerintah.